MATARAM, KOMPAS.com - General Manager PT Angkasapura I Bandara
Internasional Lombok (BIL) Pujiono menyatakan, aksi pencurian kabel
navigasi bandara Jumat malam bukan merupakan sabotase (baca
selengkapnya: Kabel Navigasi Bandara Internasional Lombok Dicuri).
"Belum ada mengarah pada unsur sabotase, ini murni masalah kebutuhan ekonomi," kata Pujiono.
Menurut Pujiono, pencurian kabel navigasi bukan pertama kali terjadi.
Sebelumnya aksi pencurian kabel dan pengerusakan peralatan vital yang
berada di area bandara sudah berkali-kali terjadi.
Selain menyasar kabel, beberapa peralatan vital lain seperti lampu
pendaratan yang digunakan untuk memandu pesawat ikut dipecahkan. Ada
sebanyak 15 lampu yang terletak di sisi barat bandara dipecahkan.
Akibatnya bandara rugi ratusan juta.
"Ini kan sangat bahaya sekali, bisa membahayakan penumpang karena sistem navigasi tidak jalan," kata dia.
Sementara itu Pujiono membantah jika pencurian ini terjadi karena
lemahnya sistem pengamanan bandara. Menurutnya standar keamanan bandara
sudah layak dan dijaga oleh tenaga-tenaga provesional.
"Hanya saja untuk menjaga bandara seluas 551 hektare lahan bukanlah hal yang gampang," kata Pujiono.
Saat ini pihak bandara telah melaporkan kejadian ini ke pihak
kepolisian. Beberapa barang bukti seperti foto dan rekaman sisi TV telah
diserahkan kepada pihak yang berwajib.
Kabel alat bantu navigasi atau Deppler Very High Frekuensi Omni
Direktional Range (DVOR) milik Bandara Internasional Lombok dicuri,
Jumat (11/7/2014) malam pukul 23.00 Wita. Akibat pencurian ini, sistem
navigasi pesawat dari dan menuju BIL sempat mati.sumber