Detikcom : Apakah tayangan Anda di televisi itu hipnotis?
Romy Rafael : Tayangan saya memang hipnotis, karena ada proses hipnotisnya. Saat kamera belum dalam keadaan merekam, saya akan mendekati seseorang di halte. Saya akan bertanya apakah saya boleh menghipnotis Anda. Jika saya sudah memperoleh persetujuan dari orang tersebut, lalu orang tersebut saya berikan induksi atau proses sugesti yang minimal 30 menit sampai 1 jam, dimana proses ini tidak ditayangkan di televisi. Dan yang terlihat oleh penonton adalah saya mengucapkan kata 'tidur' lalu orang ini tidur
Saya senang akhirnya ada juga pernyataan yang saya garis bawahi : Dimana proses ini tidak ditayangkan di televisi . Sebab yang akhirnya terjadi adalah persepsi masyarakat bahwa hipnotis itu “ betul – betul sakti “. Hypnotician digambarkan hanya dengan memandang mata atau membakar tisu ( flash paper ) kemudian volenteernya ambruk. Wah, padahal gak sesederhana itu.
Alhasil masyarakat yang rela merogoh kocek tidak sedikit untuk mengikuti pelatihan jadi merasa nggak pede, mubzair ikut pelatihan. Dalam pikiran mereka : Saya pengen seperti yang Romy atau Uya Kuya lakukan !.
Saya pernah lakukan dalam pelatihan, saya berkenalan dengan peserta yang duduk di barisan depan dengan menjabat tangannya, lalu saya minta orang tersebut melihat jam tangan saya dan saya katakan : Anda akan tertidur saat detik jam ini berada di angka 12. Dan benar orang tersebut terhuyung dan tertidur. Hipnotis saya sukses. Pengalaman lain, saat pelatihan baru mulai 1 jam, saya bilang ke seorang ibu – ibu yang duduk di belakang : Ibu, duduknya nyaman ya ?saking nyamannya Ibu menjadi sangat relaks, bahkan semakin relaksnya, Ibu ingin sekali tidur. Tidak sampai 5 detik, Ibu tersebut memang terpejam dan betul – betul tidur.
Nah, pengalaman saya di atas, seolah sempurna. Menghipnotis tanpa tes sugesti, tanpa rapid induction, bahkan dari jarak jauh, padahal saya juga menggunakan struktur hipnotis formal juga. Pada pengalaman pertama, tes sugesti saya lakukan ketika berjabat tangan. Saya bisa merasakan genggaman tangan seseorang yang sugestive atau tidak. Sedangkan pada Ibu yang duduk di belakang, tes sugesti saya lakukan dengan memperhatikan cara Ibu itu menyimak pelajaran yang saya berikan. Selanjutnya saya tes lagi dengan kalimat : Duduk Ibu nyaman sekali ya ? dan saya mendapat jawaban : “ Ya “, bahkan selama saya Tanya, posisi duduk Ibu tak bergeser sedikit pun. Maka menurut saya, Ibu ini sangat suggestive. Lalu saya induksi dengan kalimat di atas. Dua aksi saya tadi sukses karena dukungan pemahaman saya terhadap struktur hipnotis dank lien yang sangat suggestive.
Saya sudah jelaskan, tidak ada yang istimewa dari hipnotis di atas, asal strukturnya dilalui dengan jelas. Bahkan Romy Rafael pun melakukan tes sugesti !. Namun sekali lagi dasar mental kebanyakan, peserta malah minta diajarin “ Hipnotis tanpa tes sugesti “,seperti Romy Rafael, Uya Kuya atau contoh saya di kelas tadi, hahaha, mereka malas belajar yang sesuai struktur fundamentalnya. Kalau masih banyak yang merengek, jawaban saya sederhana : Praktek, dan perbanyak latihan menghipnotis. Jika sudah 100 orang kamu hipnotis, maka ilmumu akan sempurna....( Hahaha, kayak nasihat Sinto Gendeng pada Wiro Sableng, emangnya hipnotis ilmu apaan ?Wes, pokoknya banyak praktek ! )
Kalau sudah begini, saya berharap ada tayangan TV, behind the scene tayangan hipnotis di TV atau proses the making of Hipnotis Unek – Unek. Biar masyarakat jadi betul – betul paham. Bukan malah dikibulin. Eh, mereka sadar nggak ya dikibulin ?.
Maju Terus Hipnotis Indonesia, Anda Adalah Pelopor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar